Oleh : Yulanda , Kelas XII IPA 3
SMA Negeri 11 Padang adalah
sekolah hijau. Jika berangkat dari pusat kota menuju SMA Negeri padang tampak disebelah kiri perbukitan yang ditumbuhi oleh aneka ragam hayati, dan sebelah kanan terdapat hamparan Pantai Bungus nan indah . Salah satu ragam hayati tersebut
adalah pohon jati. Pohon Jati digunakan sebagai pohon pelindung di sekolah
kami. Nama ilmiah jati adalah Tectona grandis. Jati adalah
sejenis pohon
penghasil kayu
bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi
30-40 m.
Berdaun besar, yang luruh di musim kemarau.
Jati dapat tumbuh di daerah
dengan curah hujan
1500 – 2000 mm/tahun dan suhu 27 – 36 °C baik di dataran rendah maupun dataran
tinggi. Tempat yang paling baik untuk pertumbuhan jati adalah tanah dengan pH 4.5 – 7 dan tidak
dibanjiri dengan air. Jati memiliki daun
berbentuk elips yang lebar dan dapat mencapai 30 – 60 cm saat dewasa.
Sifat-sifat Pohon Jati :
a Jati
memiliki pertumbuhan yang lambat dengan germinasi rendah (biasanya
kurang dari 50%) yang membuat proses propagasi secara alami menjadi sulit
sehingga tidak cukup untuk menutupi permintaan atas kayu jati.
b Jati biasanya diproduksi secara konvensional dengan
menggunakan biji.
Akan tetapi produksi bibit dengan jumlah besar dalam waktu tertentu menjadi
terbatas karena adanya lapisan luar biji yang keras.
c Beberapa alternatif telah dilakukan untuk
mengatasi lapisan ini seperti merendam biji dalam air, memanaskan biji dengan
api kecil atau pasir panas, serta menambahkan asam, basa, atau bakteri. Akan
tetapi alternatif tersebut masih belum optimal untuk menghasilkan jati dalam
waktu yang cepat dan jumlah yang banyak.
Umumnya, Jati yang sedang dalam
proses pembibitan rentan terhadap beberapa penyakit antara lain leaf spot
disease yang disebabkan oleh Phomopsis sp., Colletotrichum
gloeosporioides, Alternaria sp., dan Curvularia sp., leaf
rust yang disebabkan oleh Olivea tectonea, dan powdery
mildew yang disebabkan oleh Uncinula tectonae.
Phomopsis sp. merupakan penginfeksi paling banyak, tercatat 95% bibit terkena
infeksi pada tahun 1993-1994. Infeksi tersebut terjadi pada bibit yang berumur 2 – 8 bulan.
Karakterisasi dari infeksi ini adalah adanya necrosis berwarna coklat
muda pada pinggir daun yang kemudian secara bertahap menyebar ke pelepah,
infeksi kemudian menyebar ke bagian atas daun, petiol, dan ujung batang
yang mengakibatkan bagian daun dari batang tersebut mengalami kekeringan. Jika
tidak disadari dan tidak dikontrol, infeksi dari Phomopsis sp. akan menyebar
sampai ke seluruh bibit sehingga proses penanaman jati tidak bisa dilakukan.